Hukum tajwid surat Ar-Ra’d ayat 31 lengkap dengan penjelasannya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Ar-Ra’d ayat 31.

Ar-Ra’d artinya Guruh adalah nama surat dalam Kitab Suci Al Quran urutan nomor ke 13 setelah surat Yusuf.

Surat Ar-Ra’d terdiri dari 43 ayat, termasuk kedalam surat Madaniyah, sebab diturunkan di kota Madinah.

tajwid-surat-Ar-Ra'd-ayat-31
tajwid-surat-Ar-Ra’d-ayat-31

Bacaan surat Ar-Rad ayat 31 dan artinya

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰ نًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَا لُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَ رْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰى ۗ بَلْ لِّـلّٰهِ الْاَ مْرُ جَمِيْعًا ۗ اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ وَلَا يَزَا لُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَا رِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَا رِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَا دَ

walau anna qur-aanang suyyirot bihil-jibaalu au quththi’at bihil-ardhu au kullima bihil-mautaa, bal lillaahil-amru jamii’aa, a fa lam yai-asillaziina aamanuuu al lau yasyaaa-ullohu lahadan-naasa jamii’aa, wa laa yazaalullaziina kafaruu tushiibuhum bimaa shona’uu qoori’atun au tahullu qoriibam ming daarihim hattaa ya-tiya wa’dulloh, innalloha laa yukhliful-mii’aad

“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah.

Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.

Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 31).

Huruf lin

وَلَوْ 

Hukum tajwid pada kata diatas yaitu Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.

Ghunnah

اَنَّ 

Hukum tajwid pada kata diatas yaitu Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.

“Hukum Ikhfa”

Ikhfa ausath

قُرْاٰ نًا سُيِّرَتْ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Tanwin Fathah menghadapi huruf Sin. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama (sedang).
  3. Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams (Hames) yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun.

بِهِ الْجِبَا لُ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Jim, tandanya ada sukun.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

اَوْ قُطِّعَتْ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.
  2. Hames, sebab huruf Ta disukun.

Alif lam qomariyah

بِهِ الْاَ رْضُ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Hamzah, tandanya ada sukun.

اَوْ كُلِّمَ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.

بِهِ الْمَوْتٰى ۗ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim, tandanya ada sukun.
  2. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.
  3. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Ta.

“Hukum Idgham”

Idgham mutamatsilain

بَلْ لِّـلّٰهِ الْاَ مْرُ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idgham Mutamatsilain, sebab bertemunya dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya yaitu huruf Lam. Cara membaca Idgham Mutamatsilain pada kata diatas yaitu huruf Lam pertama dimasukkan kedalam huruf Lam kedua.
  2. Tarqiq (tipis), sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah, lalu dibaca dengan panjang 1 alif.
  3. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Hamzah.
  4. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Ra. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).

Mad iwad

جَمِيْعًا ۗ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Mad ‘iwadl (iwad), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.

“Hukum Mim Mati”

Idzhar syafawi

اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Ya.
  2. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Idgham bila ghunnah

اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri).
  2. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Wawu mati setelah dlommah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  3. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab nun mati menghadapi huruf Lam.
  4. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.
  5. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).
  6. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh dlommah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

Alif lam syamsiyah

لَهَدَى النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Nun, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  2. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan alif mati setelah fathah.
  4. Mad ‘iwadl (iwad), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti).

“Pengertian Mad Asli”

Mad asli

وَلَا يَزَا لُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab:

  1. Huruf alif mati setelah fathah.
  2. Huruf ya mati setelah kasrah.
  3. Huruf wawu mati setelah dlommah.

Ikhfa syafawi

تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah, alif mati setelah fathah dan huruf wawu mati setelah dlommah.
  2. Ikhfa syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Ba. Lalu bacaannya didengungkan.

Idzhar syafawi

قَا رِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Idzhar halqi, sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Hamzah.
  3. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.

Idgham bighunnah

قَرِيْبًا مِّنْ دَا رِهِمْ حَتّٰى 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah, alif mati setelah fathah dan fathah berdiri diatas huruf Ta.
  2. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf Mim, lalu bacaannya didengungkan.
  3. Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf Dal, cara membaca ikhfa aqrab adalah suara Nun mati atau tanwin mendekati bunyi “N”. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan Idzhar.
  4. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Ha.

“Hukum Lam Jalalah”

Tafkhim

يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh dlommah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

“Hukum Qolqolah”

Qolqolah kubra

الْمِيْعَا دَ

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  3. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.
  4. Qolqolah kubra (bila waqaf), sebab huruf qolqolah yaitu  sukun karena bacaannya diwaqafkan (berhenti).

Demikianlah uraian hukum tajwid surat Ar-Ra’d ayat 31 semoga bermanfaat.

Terima kasih sudah berkunjung.

#tajwid #tahsin #hijab #hijaber #hijrah #alfatihah #hijabers #hijabcommunity #blogger #youtuber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Adblock Detected

To Continue Video Access. Please open via Chrome browser