Hukum Tajwid surat Al Baqarah ayat 143 lengkap

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Al Baqarah ayat 143.

Surah Al-Baqarah (Bahasa Arab: البقرة, “Sapi Betina”) merupakan surah yang paling panjang dalam Alquran. Surah ini berdasarkan susunan mushaf merupakan surah ke-2 dan berasaskan urutan pewahyuan merupakan surah ke-87 surah Alquran. Surah ini termasuk sebagai surah Madaniyah, sebab diturunkan di kota Madinah.

Alt Text!

Surat Al Baqarah juz berapa

Surat Al Baqarah berada pada juz 1, 2 dan 3, terdiri dari 286 ayat, 26.256 huruf, dan 6.156 kata.

Dilansir dari wikishia, Surah Al-Baqarah ini mencakup kurang lebih dari 2/5 juz Al Quran. Ayat terpanjang Al Quran juga terdapat pada surah ini. Ayat dain/tadayun/mudayanah pada ayat 282.

Sebagian dari kandungan surah ini adalah sebagai berikut, penciptaan Nabi Adam AS dan pembangkangan setan, serta tertipunya Nabi Adam kemudian berujung pada keluarnya Nabi Adam dari surga.

Kisah Bani Israil, sikap keras kepala dan suka mencari-cari alasan Bani Israil, penyembahan sapi, gangguan kepada para nabinya sendiri, kisah pergantian kiblat, deskripsi tentang iman orang-orang Mukmin terhadap ghaib, orang-orang kafir, munafik, hukum-hukum puasa, hukum wasiat, iktikaf, haji, talak, pernikahan, keharaman riba, keharaman minuman keras, keharaman judi, dan keharusan menghindari penyalahgunaan harta anak-anak yatim dan lain sebagainya. 

Dalam surah ini terdapat ayat Kursi yaitu pada ayat 255. Surah ini merupakan salah satu surah yang mengandung pembahasan-pembahasan fikih dalam Alquran yang kurang lebih mencakup 130 hukum fikih lebih banyak dari surah-surah lainnya. [wikishia]

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum bacaan ra, serta alif lam yang ada pada surat Al Baqarah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

Sebelum menganalisa hukum tajwidnya, mari kita baca teks Arab dan latin surat Al Baqarah ayat 143 dibawah ini.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّا سِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَاۤ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ ۗ وَاِ نْ كَا نَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَا نَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِا لنَّا سِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

wa kazaalika ja’alnaakum ummataw wasathol litakuunuu syuhadaaa-a ‘alan-naasi wa yakuunar-rosuulu ‘alaikum syahiidaa, wa maa ja’alnal-qiblatallatii kungta ‘alaihaaa illaa lina’lama may yattabi’ur-rosuula mim may yangqolibu ‘alaa ‘aqibaiih, wa ing kaanat lakabiirotan illaa ‘alallaziina hadalloh, wa maa kaanallohu liyudhii’a iimaanakum, innalloha bin-naasi laro-uufur rohiim

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.

Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143).

Tajwid surat Al Baqarah ayat 143

وَكَذٰلِكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

“Contoh Idgham bila ghunnah”

Idgham bila ghunnah

جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوْنُوْا

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf nun, dan huruf Wawu mati setelah dlommah.
  2. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf hamzah. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).
  3. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf mim dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.
  4. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf wawu, lalu bacaannya didengungkan.
  5. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab tanwin fathah menghadapi huruf Lam.

“Mad Wajib Muttasil”

Mad wajib muttasil

شُهَدَآءَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

Ghunnah

عَلَى النَّا سِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf nun, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  2. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

“Hukum Alif Lam”

Alif lam syamsiyah

وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.
  2. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf ra, tandanya ada tasydid.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

Mad iwad

عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf syin.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  4. Mad iwad (‘iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.

Alif lam qomariyah

وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan ya mati setelah kasrah.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf qaf, tandanya ada sukun.
  3. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu ba sukun asli.

“Hukum Ikhfa dan contohnya”

Ikhfa aqrab

كُنْتَ

Tajwid pada kata diatas adalah Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf ta, cara membaca ikhfa aqrab adalah suara Nun mati atau tanwin mendekati bunyi “N”. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan Idzhar.

Mad jaiz munfasil

عَلَيْهَاۤ اِلَّا لِنَعْلَمَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Alif mati setelah fathah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Idgham bighunnah

مَنْ يَّتَّبِعُ

Tajwid pada kata diatas adalah Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab nun mati menghadapi huruf ya, lalu bacaannya didengungkan.

Hukum bacaan ra

الرَّسُوْلَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf ra, tandanya ada tasydid.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.

Ikhfa ab’ad

مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid.
  2. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab nun mati menghadapi huruf ya.
  3. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Qaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.

Mad lin

عَلٰى عَقِبَيْهِ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf lam.
  2. Mad Lin atau Mad Layin, sebab huruf Ya mati setelah fathah menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan (berhenti). Panjang Mad lin antara 2, 4 atau 6 harakat.

Hames

وَاِ نْ كَا نَتْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  3. Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams (Hames) yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun.

“Contoh Idzhar halqi”

Idzhar halqi

لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan alif mati setelah fathah.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  3. Idzhar halqi, sebab tanwin fathah menghadapi huruf hamzah.

Hukum lam zalalah

هَدَى اللّٰهُ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

وَمَا كَا نَ اللّٰهُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

لِيُضِيْعَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Mad badal

اِيْمَا نَكُمْ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Ya mati setelah kasrah), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

اِنَّ اللّٰهَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah.

بِا لنَّا سِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf nun, tandanya ada tasydid.
  2. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Mad aridl lissukun

لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Wawu mati setelah dlommah)
  3. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Ra.
  4. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat Al Baqarah ayat 143 semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Adblock Detected

To Continue Video Access. Please open via Chrome browser